Last Epoch: ARPG Modern yang Menggabungkan Aksi, Build Fleksibel, dan Perjalanan Waktu

Dunia ARPG (Action Role-Playing Game) sudah lama didominasi oleh nama-nama besar seperti Diablo, Path of Exile, atau Grim Dawn. Tapi belakangan ini, ada satu game yang mulai mencuri perhatian komunitas hardcore maupun pemain kasual—yaitu Last Epoch, sebuah game ARPG garapan Eleventh Hour Games yang menawarkan perpaduan unik antara aksi intens, sistem build super fleksibel, dan tema time-travel alias perjalanan waktu sebagai fondasi utamanya.

Sebagai editor hokijp168, melihat Last Epoch sebagai perwakilan generasi baru ARPG—di mana kompleksitas build dan kedalaman lore disandingkan dengan sistem modern yang user-friendly. Bagi kamu penggemar genre ini yang sedang mencari “rumah baru”, Last Epoch layak dilirik. Bukan cuma karena potensinya, tapi karena fondasi gameplay-nya yang sudah solid sejak early access hingga rilis penuhnya di tahun 2024.

Mari kita bahas lebih dalam apa yang membuat Last Epoch begitu menggoda di mata pecinta ARPG modern.

Apa Itu Last Epoch?

Last Epoch adalah game ARPG dengan perspektif isometrik, mirip dengan Diablo III atau PoE, di mana kamu menjelajahi dunia penuh monster, loot, dan dungeon sambil membangun karakter sesuai gaya bermainmu. Tapi yang membuatnya berbeda adalah mekanik perjalanan waktu, serta sistem class dan skill tree yang fleksibel dan mendalam.

Kamu akan melintasi berbagai era dunia Eterra—dari masa lampau, masa kini, hingga masa depan yang hancur—dan setiap era membawa perubahan drastis pada environment, musuh, dan cerita.

Game ini saat ini tersedia untuk PC (Windows dan Linux), dan terus mendapat update berkala dari developer yang sangat aktif berkomunikasi dengan komunitasnya.

Cerita dan Dunia: Menyelamatkan Masa Depan Lewat Masa Lalu

Ceritanya dimulai ketika kamu (sebagai karakter pemain) terlibat dalam peristiwa besar yang mengguncang dunia Eterra. Dengan kekuatan time-travel yang kamu dapat, kamu menyadari bahwa satu-satunya cara menyelamatkan masa depan adalah dengan mengungkap rahasia di masa lalu.

Eterra sendiri adalah dunia yang sangat luas, penuh reruntuhan kuno, suku misterius, kerajaan magis, dan makhluk-makhluk kosmik. Kamu akan berpindah antara era Ancient, Divine, Ruined, dan Ending of Time, masing-masing dengan estetika dan cerita sendiri.

Meski narasinya tidak selalu jadi fokus utama dalam ARPG, Last Epoch tetap menyajikan storyline yang cukup engaging, terutama bagi kamu yang suka eksplorasi lore dan worldbuilding.

Sistem Kelas dan Mastery: Build yang Bisa Disesuaikan Tanpa Batas

Salah satu kekuatan utama Last Epoch adalah sistem kelas dan sub-kelas (mastery) yang sangat fleksibel. Saat awal permainan, kamu memilih satu dari lima base class:

  1. Acolyte – pengendali sihir kegelapan dan undead
  2. Mage – pengguna elemental magic dan time magic
  3. Primalist – pejuang alam dengan kekuatan hewan dan bumi
  4. Rogue – pembunuh cepat dengan panah, jebakan, dan bayangan
  5. Sentinel – ksatria kuat dengan armor berat dan senjata besar

Setelah mencapai level tertentu, kamu bisa memilih salah satu dari tiga mastery yang membuka akses skill baru dan arah build unik.

Contoh:

  • Acolyte bisa berubah menjadi Necromancer, Lich, atau Warlock
  • Mage bisa jadi Spellblade, Runemaster, atau Sorcerer
  • Rogue bisa jadi Marksman, Bladedancer, atau Falconer

Setiap mastery punya skill tree sendiri, dan bisa dikombinasikan dengan skill dari base class. Hasilnya? Ratusan kemungkinan build yang sangat berbeda.

Kamu bisa jadi Necromancer tanky dengan puluhan skeleton, atau Rogue dengan panah es yang memantul, atau Mage berpedang yang mengandalkan serangan sihir melee.

Sistem Skill dan Modifikasi: Kreativitas Tanpa Batas

Setiap skill yang kamu gunakan di Last Epoch punya skill tree khusus. Ini berarti kamu bisa memodifikasi satu skill dasar menjadi berbagai bentuk dan fungsi.

Contoh:

  • Skill “Fireball” bisa kamu ubah jadi:
    • Serangan multi-proyektil
    • Ledakan besar saat terkena
    • Menyebar ke musuh di dekatnya
    • Mengurangi resistensi api musuh

Atau kamu bisa membuat skeleton dari Necromancer menjadi:

  • Tank dengan armor tebal
  • Pemanah jarak jauh
  • Exploding zombies
  • Skeleton mage yang bisa teleport

Sistem ini memungkinkan kamu menyesuaikan skill sesuai gaya mainmu, dan bahkan bereksperimen membentuk build unik yang tidak terpaku pada meta.

Gear dan Loot: Fokus pada Afirmasi Build

Loot adalah inti dari ARPG, dan Last Epoch menawarkan sistem yang ramah tapi tetap mendalam. Item memiliki tier (normal, magic, rare, exalted, legendary) dan bisa di-craft atau di-forge untuk meningkatkan stats.

Hal menariknya:

  • Kamu bisa menyaring loot dengan loot filter bawaan (tanpa harus install eksternal).
  • Sistem crafting menggunakan runes dan glyphs yang memberikan hasil terukur, tidak acak seperti PoE.
  • Ada juga sistem Legendary Potential, di mana item unik bisa di-upgrade dengan afiks tambahan.

Ini membuat proses farming tetap rewarding tapi tidak terlalu menyiksa. Kamu bisa mengejar gear yang kamu mau dengan arah yang jelas.

Endgame yang Kaya: Monolith, Dungeons, Arena

Setelah menyelesaikan campaign, Last Epoch menghadirkan berbagai aktivitas endgame yang dirancang untuk memperpanjang replayability:

  • Monolith of Fate: semacam map system di mana kamu menjelajahi timeline berbeda, menghadapi modifier acak, dan memburu loot endgame.
  • Dungeons: area tertutup dengan mekanik dan bos unik, serta hadiah spesifik.
  • Arena: mode survival gelombang musuh untuk menguji build dan refleks.
  • Empowered Monolith: versi lebih sulit dari monolith dengan imbalan lebih tinggi.

Semua ini bisa dimainkan solo atau online, dan terus diperbarui dengan patch dan balancing dari developer.

Visual, Soundtrack, dan Performa

Secara grafis, Last Epoch punya gaya yang bersih dan jelas. Meski tidak se-detail Diablo IV, efek skill dan lingkungan tampil tajam dan menarik. Animasi karakter terasa responsif dan build yang kamu rancang benar-benar terlihat jelas dalam aksi.

Soundtrack-nya cukup atmosferik, memberi nuansa epik tanpa terlalu mendominasi. SFX dari spell dan serangan terasa “berat” dan memuaskan.

Performa juga stabil. Game ini bisa dijalankan di banyak sistem mid-range, dan UI-nya sangat ramah pengguna—bahkan bagi yang baru mengenal ARPG.

Komunitas dan Dukungan Developer

Eleventh Hour Games terkenal sangat terbuka terhadap komunitas. Mereka sering berbagi roadmap, patch note transparan, dan diskusi dengan pemain di Discord dan forum resmi. Setiap update besar membawa konten baru, balancing, dan perbaikan kualitas hidup.

Komunitasnya juga aktif membuat build guide, video edukasi, dan tier list—membuat game ini sangat mudah dipelajari meski kamu baru masuk ke dunia ARPG.

Cocok untuk Siapa?

✅ Cocok untuk:

  • Penggemar ARPG seperti Diablo dan PoE
  • Pemain yang suka eksperimen build
  • Fans time-travel dan lore kompleks
  • Gamer solo maupun co-op online

❌ Mungkin kurang cocok jika:

  • Kamu lebih suka game aksi instan tanpa banyak perencanaan
  • Tidak suka eksplorasi dan crafting mendalam
  • Kurang tertarik dengan genre ARPG atau stat-heavy gameplay

Kesimpulan: Last Epoch Adalah Evolusi Cerdas dari ARPG Klasik

Last Epoch membuktikan bahwa ARPG tidak harus rumit atau terlalu grindy untuk menyenangkan. Dengan sistem kelas fleksibel, skill modifikasi mendalam, loot yang transparan, dan endgame yang terus berkembang, game ini berhasil menjadi alternatif segar dan kuat di antara raksasa genre.

Buat kamu yang ingin membangun karakter unik, menghancurkan monster dengan gaya sendiri, dan menikmati kisah time-travel penuh misteri, Last Epoch wajib masuk daftar main kamu tahun ini.

Dunia Eterra menunggumu di tiap era. Pilih jalanmu, rancang build-mu, dan taklukkan waktu dengan cara yang hanya kamu bisa.

pakar slot x1000 cuma ditiup meledak

pakar slot mahjong ways viral

info mahjong hari ini mudah tembus

info bocoran scatter hitam real